PALANGKA RAYA,CanalBerita-Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Utus Dayak Mantehau menggelar aksi damai di halaman Rektorat Universitas Palangka Raya (UPR) pada, Senin, 24 Juli 2023 pagi sekitar 09.00 Wib.
Puluhan massa itu menggunakan pakaian adat Dayak untuk meminta keadilan Rektor UPR dalam penerimaan mahasiswa Putra dan Putri Dayak Kalimantan tengah atau Kalteng, terutama sekali untuk Fakultas Kedokteran.
Koordinator aksi Aliansi Utus Dayak Mantehau Yetro Simon mengatakan, aksi tersebut sebagai bukti keseriusan pihaknya dalam menegakkan keadilan apa yang menjadi hak sebagai orang Dayak.
“Ini demi anak cucu kami ke depan. Aliansi utus Dayak Mantehau itu adalah sebuah perkumpulan yang sangat memperhatikan utus kami sebagai orang Dayak. Kami tidak ditunggangi siapapun dalam aksi ini. Dengan kesadaran hati sendiri, kami datang dengan kerelaan hati,” ujarnya.
Menanggai tuntutan massa, Iring I Diwung selaku Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencenaan UPR menjelaskan, penerimaan mahasiswa baru untuk Fakultas Kedokteran UPR melalui tiga jalur telah mengakomodir 46 % adalah putra dan putri asal Dayak Kalimantan Tengah.
“Apabila secara keseluruhan untuk seluruh fakultas di UPR, putra putri Kalimantan Tengah diatas 74 % berkuliah di UPR. Selebihnya, dibagi oleh 15 provinsi, ada yang 9%, 6% dan 2 %. Tapi Utus itah masih diatas,” jelasnya.
Penjelasan dari pihak Rektorat UPR kepada massa aksi ini secara tidak langsung menjawab isu yang berkembang dalam beberapa hari ini di media mainstream dan media sosial lainnya yang menyebutkan mayoritas mahasiswa baru di UPR berasal dari luar Kalimantan Tengah hingga mencapai 95 %.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Natalina Asi, M.A saat menemui massa aksi mengatakan, pihaknya akan menampung aspirasi yang disampaikan massa aksi tersebut.
Wakil Rektor menjelaskan, terkait dengan penerimaan mahasiswa baru terikat dengan sistem, sehingga harus ada regulasi dan peraturan yang ditaati oleh mereka.
“Tetapi dengan keadaan ini kami bersyukur, dan jangan khawatir sampaikan kepada kami dalam bentuk tertulis, sehingga kami bisa mengevaluasi semua yang sudah kita laksanakan dan memperbaiki untuk tahun selanjutnya,” ucapnya.
Natalina menambahkan, terkait dengan tuntutan tersebut tidak seperti membalikkan telapak tangan, karena saat ini penerima mahasiswa sudah berjalan. Kendati demikian, kedepan pihaknya kata Natalina berkomitmen untuk melakukan perbaikan.
“Jangan khawatir, sampaikan saja secara tertulis dengan ditandatangani, kami tidak akan mengabaikan semua masukan ini. Tetapi sekali lagi masukan ini jangan membuat kami dipaksa, karena kami mempunyai asas ketaatan terhadap peraturan,” jelasnya.
penulis:cnb
editor: alfrid u gara